Jumat, 16 Oktober 2009

It’s only the way you spend your money…

Yup..benar…inverstasi ternyata gak harus seheboh yang kamu kira dan bisa dilakukan hanya dengan mengubah pola belanja bulananmu. Masa siihhh?? Gak percaya??Baca terus deh tulisan berikut…

Sebelum saya memberitahu kamu investasi murah meriah dengan memfaatkan uang belanjamu ini lebih lanjut, coba sekarang kamu berdiri di depan cermin dan lihat dirimu secara utuh dari atas hingga bawah. Sekarang kita sama-sama checklist produk-produk perawatan diri yang biasa kamu gunakan tiap hari untuk membuat kamu tampil rapi, bersih dan wangi.
Kita mulai ya…

Produk

v

Tubuh

Shampoo


Sabun


Conditioner


Sikat gigi


Pasta gigi


Deodorant


Body lotion


Parfum


Wajah

Bedak


Alas Bedak


Pelembab


Sabun/Pembersih muka


Eye liner


Eye shadow


Blush-on


lipstik


After shave cream


Cream malam


Etc..etc…



Hehehe daftar di atas baru sampe muka, belum buat tangan, tubuh and kaki. Belum juga termasuk produk untuk bagian-bagian tertentu lainnya…dan ternyata …tralalala….banyakkk....ya…produk yang kita gunakan untuk biaya perawatan dan kesehatan tubuh ini, apalagi kalau kamu jenis orang yang sangat memperhatikan penampilan diri…wuihhh….bisa lebih panjang lagi daftarnya nek…sekarang pelan-pelan kalkulasiin nominal uang yang kamu habiskan untuk biaya perawatan diri ini, 100, 200, 300?? Hehehe…lebih kali ya…, secara parfum aja dah 300an sendiri harganya…So, kalau dikalkulasiin, pengeluaran kita (apalagi rumah tangga) untuk produk-produk harian ini (termasuk di dalamnya untuk anak) bisa mencapai 300rb lebih dalam sebulan. Setuju?? Akuuurr… Pertanyaan berikutnya adalah bisa gak sih pengeluaran rutin bulan ini kamu ubah menjadi investasi yang dapat memberikan pendapatan tambahan buat kamu?? Jawabnya….SANGAT BISA, tergantung dari produk apa yang kamu kenakan. Bingung? Gak percaya? Masa sihhh? Sekarang silakan cerna dengan baik informasi yang akan saya sampaikan berikut ini, sehingga saya bisa bilang bahwa semua pengeluaran bulanan kamu ini bisa kamu gunakan sebagai investasi.


Mari kita mulai dengan awal mula terciptanya suatu produk. Ketika suatu produk diproduksi pernahkah terbayangkan oleh kamu ada berapa banyak rantai yang harus dilalui agar produk (katakanlah sabun) yang kamu gunakan bisa sampai ke tangan kamu. Mari kita bayangkan…Dari produsen, produk yang kamu kenakan tidak langsung sampai di kamar mandi dan kamu gunakan sehari-hari. Produk ini harus melanglang buana dulu ke distributor utama, agen dan kemudian pengecer. Jalur ini semakin panjang jika kemudian produk kamu adalah produk impor. Panjangnya jalur ini membuat harga yang sampe ke tengan kamu juga jadi lebih besar (bayangkan kalau tiap distributor mengambil keuntungan sendiri, jumlahnya jadi lebih besar bukan). Selain itu, untuk membuat produk itu dikenal produsen sendiri harus membuat iklan, yang lagi-lagi akan dibebankan pada harga produk.


Sekarang bagaimana caranya produk yang digunakan ini bisa memberikan keuntungan dan menjadi investasi? Intinya, kekuatan penjualan mulut ke mulut, kekuatan penjualan langsung pada customer, memanfaatkan iklan dari ’mulut ke mulut’ dan referensi produk yang memang dahsyat itu. Secara tidak langsung sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari pun kita melakukan referensi, dimana tempat makan yang enak, produk apa yang oke dan sebagainya dan sebagainya. Namun, ketika kita melakukannya, kita tidak mendapatkan keuntungan apapun dari perusahaan/rumah makan/toko yang kita referensikan. Hal ini kemudian ditangkap oleh beberapa perusahaan yang kemudian menjadikannya sebagai prinsip pemasaran mereka. Iklan langsung nek..mulut ke mulut, member get member. Member yang make trus ngereferensiin pemakaiannya ke orang lain, yang mereferensikan mendapatkan imbalan. Itung-itung make iklan di tivi, membuat produk ini lebih mahal dan udah gitu belum tentu dibeli juga, maka sebagian perusahaan menerapkan sistem ini dalam pemasarannya. Untung sama untunglah...yang make untung, perusahaan untung, yang direferensiin juga untung.


Besarnya bonus yang diterima bisa sangat besar loo...tergantung dari seberapa besar kemudian kamu bisa buat tim penjualan sekaligus pemakai kamu. Ya..ada yang bisa jalan-jalan ke luar negeri dua kali setahun, bisa dapet bonus puluhan juta, belum lagi pengembangan diri dan teman-teman baru yang menyenangkan. Temen saya yang referensiin saya aja, belum setahun bergabung dan menukar semua produk sehari-harinya dengan ORIFLAME, tahun ini bakal ke AFSEL and tahun depan ke SWEDIA. Belum lagi bonus bulanannya yang berkisar 7 sampe belasan jeti...wuihh..mantep gak tuh...Saya??? Ya...setelah gabung 4 bulan, dapet lah ratus2 ribu dan mudah2an segera menyusul jalan-jalan ke luar negeri, GRATIS TIS TIS...aminnn...


Jika ada dua produk, yang kamu pake sehari-hari, A dan B, sama kualitasnya, sama harganya, yang satu menawarkan keuntungan jika kamu mau memakai dan mereferensikannya pada orang lain, dan yang lain tidak, yang mana yang akan kamu pilih? Ini bukan masalah uang saja, namun masalah kejelian melihat peluang dengan memanfaatkan apa yang selama ini hanya menjadi pengeluaran, berubah menjadi pendapatan. Semudah dan sesimpel itu.


Masa sihh?? Iya....Alah...harganya jadi berlipat-lipat lebih mahal kalee???...Makanya pinter-pinter liat perusahaan yang nawarin MLM or sejenisnya. Teliti bener dah berapa tahun berdiri, goyah gak sistemnya. Jangan mau kalau harga produk dengan kualitas sama di pasaran ternyata lebih murah...Di oriflame, produk yang ditawarkan harganya beragam dan tidak jauh beda dengan harga produk sejenis di pasaran, dengan kualitas yang sama. Sebut saja, parfum divine, 30ml yang saya beli hanya dengan harga 80rb, bisa awet selama 12 jam ketika saya pakai, atau harga deodoran saya, yang sangat ringan dan tidak lengket, tidak jauh berbeda dengan harga rexona deodorant roll-on yang dikenakan suami. Tidak ada kualitas dan harga yang dilebih-lebihkan. Saya membeli lipstik Giordani dengan harga 70rb, setara dengan RISTRA yang saya pakai selama ini, kualitasnya pun tidak berbeda (di pasaran banyak lipstik dengan harga jauh lebih murah, namun membuat bibir saya jontor) Sekali lagi, itu masalah kejelian kita dalam memilih produk. Buat saya, ketika saya memilih produk maka produk tersebut haruslah berkualitas dan yang pasti menguntungkan.


Jadi..bagaimana, bagaimana?? Masih ragu? Masih mau tanya-tanya, yukk..mariii hubungi saya di sini or by mail. Bareng-bareng yukk ubah pola konsemusi menjadi lebih menguntungkan....C u...

2 komentar: